Untuk menerapkan azas umum telaah fungsi sastra dibutuhkan sejumlah pendekatan yang relevan. Dalam bab II ditawarkan pendekatan representasi, fenomenologi, iiikausal, konstitutif, dan pemahaman (verstehen). Pendekatan pengejawantahan sebagai terjemahan kata representation dipilih untuk memberi penguatan, bahwa sastra tidak mengada atas kehendak dirinya, melainkan oleh tindakan kreator. Pada pemahaman tersebut bentuk bukan menjadi tujuan, tetapi sebagai medan parasitis pesan atau kehendak dan harapan kreator. Karena kehidupan kreator takterpisahkan dengan onteks ruang dan waktu nyata maka tindakan melahirkan teks adalah pengejawantahan kehendak dan harapanharapan kreator dalam memaknai dirinya bagi kehidupan. Pada posisi tersebut sastra ada berarti menjadi fenomena pemikiran sosial budaya jika dikaitkan dengan konteks yang melatarbelakangi pelahirannya. Sebagai fenomena sosial budaya, di dalamnya akan dijumpai tokoh simbolik imajinatif yang menjalankan kehidupan simbolik, yakni tokoh yang berfikir dan bertindak dalam ruang dan waktu sebagaimana tokoh nyata, jika kehendak dan harapannya diejawantahkan dalam medan parasitis berbentuk prosa. Pada kondisi seperti itulah ditemukan kausakausa yang menjadi motif tokoh simbolik melakukan tindakan sosial. Akibatnya dunia kehidupan simbolik tokoh akan berada dan mengada simultan dengan unsur konstitutif lainnya, yakni konteks sosial budaya sebagaimana yang dijumpai dalam ruang dan waktu nyata. Kesatuan teks dengan pengejawantahan tersebut tidak
sebagaimana adanya seperti dunia kehidupan nyata yang dijumpai kemarin, melainkan syarat dengan motif yang dapat ditelusur kembali melalui tanda visualnya (kata, kalimat, fragmen). Dipahami demikian, karena teks adalah dunia yang sengaja diciptakan oleh kreator. Karena itu untuk menemukan motif di balik pelahirannya menjadi tidak relevan jika didekati sebagai fakta obyektif untuk dibuatkan penjelasanpenjelasan (erklaaren) melainkan menjadi relevan jika didekati sebagai fakta pengejawantahan pemikiran yang syarat nilai untuk dibuatkan pemahaman (verstehen).
DUNIA KEHIDUPAN TOKOH SIMBOLIK
Untuk menerapkan azas umum telaah fungsi sastra dibutuhkan sejumlah pendekatan yang relevan. Dalam bab
II ditawarkan pendekatan representasi, fenomenologi, iiikausal, konstitutif, dan pemahaman (verstehen). Pendekatan pengejawantahan sebagai terjemahan kata representation dipilih untuk memberi penguatan, bahwa sastra tidak mengada atas kehendak dirinya, melainkan oleh tindakan kreator. Pada pemahaman tersebut bentuk bukan menjadi tujuan, tetapi sebagai medan parasitis pesan atau kehendak dan harapan kreator. Karena kehidupan kreator takterpisahkan dengan onteks ruang dan waktu nyata maka tindakan melahirkan teks adalah pengejawantahan kehendak dan harapanharapan kreator dalam memaknai dirinya bagi kehidupan. Pada posisi tersebut sastra ada berarti menjadi fenomena pemikiran sosial budaya jika dikaitkan dengan konteks yang melatarbelakangi
pelahirannya. Sebagai fenomena sosial budaya, di dalamnya akan dijumpai tokoh simbolik imajinatif yang menjalankan
kehidupan simbolik, yakni tokoh yang berfikir dan bertindak dalam ruang dan waktu sebagaimana tokoh nyata, jika
kehendak dan harapannya diejawantahkan dalam medan parasitis berbentuk prosa. Pada kondisi seperti itulah ditemukan kausakausa yang menjadi motif tokoh simbolik melakukan tindakan sosial. Akibatnya dunia kehidupan
simbolik tokoh akan berada dan mengada simultan dengan unsur konstitutif lainnya, yakni konteks sosial budaya
sebagaimana yang dijumpai dalam ruang dan waktu nyata. Kesatuan teks dengan pengejawantahan tersebut tidak
sebagaimana adanya seperti dunia kehidupan nyata yang dijumpai kemarin, melainkan syarat dengan motif yang
dapat ditelusur kembali melalui tanda visualnya (kata, kalimat, fragmen). Dipahami demikian, karena teks adalah
dunia yang sengaja diciptakan oleh kreator. Karena itu untuk menemukan motif di balik pelahirannya menjadi tidak relevan jika didekati sebagai fakta obyektif untuk dibuatkan penjelasanpenjelasan (erklaaren) melainkan menjadi relevan jika didekati sebagai fakta pengejawantahan pemikiran yang syarat nilai untuk dibuatkan pemahaman (verstehen).
Rp 125.000
You must be logged in to post a review.
Reviews
There are no reviews yet.