IBADAH NOMOR 1

IBADAH NOMOR 1

Muhammad Al Fattah Bintoro

Suatu hari aku sedang bermain bersama teman ku halo namaku Bito aku kelas 5 sd aku sedang ujian kenaikan kelas, Setelah aku bermain dengan teman ku aku pulang ke rumah dan setelah itu aku di suruh mandi dengan ibuku, Setelah mandi aku bersiap untuk ke masjid, lanjutkan cerita tersebut.

Setelah aku bersiap-siap, aku berangkat menuju masjid bersama keluargaku. Di perjalanan menuju masjid, aku merasa gembira karena bisa beribadah bersama keluargaku dan meraih keberkahan. Masjid menjadi tempat yang selalu memberikan ketenangan dan kekhusyukan dalam beribadah.
Ketika sampai di masjid, suasana begitu khidmat dengan aroma wangi dupa yang menyelimuti ruangan. Aku bersama teman-teman sebaya berbaris di saf untuk melaksanakan shalat. Imam memimpin shalat dengan penuh khusyuk, dan aku pun merenung dalam doa-doa yang kuhaturkan.
Setelah shalat selesai, aku mengikuti pengajian yang diadakan di masjid. Tema pengajiannya sangat menarik, dan aku belajar banyak hal baru yang membuka wawasan dan pemahaman ku terhadap ajaran agama. Acara pengajian juga diisi dengan pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits-hadits Rasulullah SAW.
Setelah selesai pengajian, kami pulang menuju rumah dengan perasaan bahagia dan damai. Rumahku benar-benar menjadi tempat yang penuh kasih sayang dan kehangatan keluarga. Ibuku selalu memberikan dukungan dan motivasi, terutama dalam menghadapi ujian kenaikan kelas.
Di rumah, aku duduk bersama ibu untuk belajar dan mempersiapkan diri menghadapi ujian. Ibu membimbingku dengan penuh kesabaran dan memberikan penjelasan yang mudah dipahami. Rumahku bukan hanya sebagai tempat beristirahat, tetapi juga sebagai tempat belajar dan tumbuh kembang.
Malam itu, sebelum tidur, aku merenungkan betapa beruntungnya aku memiliki rumah yang hangat dan keluarga yang selalu mendukung. Rumah bukan hanya sekadar tempat berteduh, tetapi juga teman setia yang memberikan dukungan dan kasih sayang. Dengan penuh rasa syukur, aku pun tertidur dengan nyaman, menatap masa depan dengan optimisme dan semangat yang membara.Keesokan harinya, aku bangun dengan semangat dan tekad untuk menghadapi ujian kenaikan kelas. Ibuku telah menyiapkan sarapan pagi yang lezat, dan keluarga kami berkumpul di meja makan sambil berbagi cerita dan tawa. Suasana di rumah selalu penuh keceriaan, membuatku merasa aman dan nyaman.
Setelah sarapan, aku kembali melanjutkan persiapan untuk ujian. Ibuku memberikan dorongan dan doa yang tak henti-hentinya. Dia percaya bahwa aku dapat melewati ujian dengan baik asalkan aku berusaha dan yakin pada kemampuanku.
Waktu berlalu begitu cepat, dan tibalah saatnya aku berangkat ke sekolah untuk menghadapi ujian. Di perjalanan menuju sekolah, aku merenung tentang dukungan dan kasih sayang yang selalu kuterima dari keluargaku. Mereka adalah pilar yang membuatku tegar dan yakin dalam menghadapi segala tantangan.
Sampai di sekolah, suasana ujian begitu serius. Namun, berkat persiapan yang matang dan doa dari keluarga, aku merasa tenang dan fokus menghadapi setiap soal. Ketika ujian selesai, aku pulang dengan perasaan lega dan harapanku tinggi.
Di rumah, keluargaku menyambutku dengan senyum dan tanda kasih sayang. Mereka ingin tahu bagaimana ujianku dan aku dengan senang hati menceritakan pengalaman hari itu. Ibuku memberikan kata-kata semangat, "Apapun hasilnya, yang penting kamu sudah berusaha dengan sebaik-baiknya. Kami selalu mendukungmu."
Beberapa minggu kemudian, hasil ujian kenaikan kelas keluar. Aku dan keluargaku berkumpul di ruang tamu, membuka surat pengumuman hasil ujian. Dengan rasa jantung yang berdebar, aku membaca hasilnya. Alhamdulillah, aku berhasil naik ke kelas berikutnya. Keluargaku bersorak gembira, dan aku merasa begitu bersyukur atas dukungan mereka.
Malam itu, sebelum tidur, aku merenung lagi. Rumahku, yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayang, benar-benar menjadi tempat yang istimewa bagiku.
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال