Buku ini menyoroti masalah umum seperti keletihan spiritual: banyak orang rajin salat dan puasa, tapi merasa hampa, seolah ibadah tak berasa. Ini sering berujung pada burnout, depresi, atau pencitraan diri palsu (false self) yang melelahkan karena terlalu sibuk memenuhi ekspektasi orang lain.
Al-Ghazali melihat ini sebagai krisis kepercayaan diri, di mana bahkan melihat bule saja bisa membuat grogi, atau lebih suka duduk di belakang rapat untuk menghindari risiko.
Dorongan perubahan dalam buku ini alami: setiap orang ingin upgrade hidup, tapi sering menunda menunggu momentum seperti lulus kuliah atau tahun baru. Al-Ghazali menekankan, perubahan harus lahir dari jiwa sendiri, bukan alasan eksternal yang keliru.
Kunci utamanya adalah optimisme: lawan putus asa, yang disetarakan dengan kufur karena lupa kehadiran Allah. Dengan mengamalkan ilmu—bukan sekadar menghafal—kita bisa membangun semangat baru, mengubah hidup menjadi lebih bermakna.
Referensi:
- Buku "Jaddid Hayatak" di Amazon: https://www.amazon.com/Jaddid-Hayatak-%25D8%25AC%25D8%25AF%25D9%2591%25D8%25AF-%25D8%25AD%25D9%258A%25D8%25A7%25D8%25AA%25D9%2583-Renew/dp/B081D8SHXN
- Profil Dr. Fahruddin Faiz: https://yapindo-cdn.b-cdn.net/article/50218/1721456731084.pdf
- Biografi Syekh Muhammad al-Ghazali: https://kingfaisalprize.org/en/shaikh-mohammad-al-ghazali-al-saqqa/
Glosarium:
- Burnout: Kelelahan spiritual atau emosional akibat pencitraan berlebih atau rutinitas tanpa makna.
- False Self: Diri palsu yang dibangun untuk validasi orang lain, menyebabkan kelelahan jiwa.
- Kufur: Ketidakpercayaan; di sini, putus asa dianggap kufur karena lupa kehadiran Allah.
