Dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Menteri Keuangan Purbaya Yudi Sadewa membahas secara mendalam tentang kebijakan fiskal dan moneter untuk memulihkan ekonomi yang sedang melambat. Diskusi ini dipicu oleh pertanyaan moderator Afiliani mengenai gebrakan kebijakan untuk mengalihkan anggaran dan mendorong pertumbuhan, di mana banyak pihak meragukan target pertumbuhan tinggi.
Menurut Purbaya, ekonomi Indonesia mengalami perlambatan signifikan sejak setahun setengah terakhir akibat kebijakan fiskal dan moneter yang kurang akurat. "Ekonomi dicekik lagi dengan menghilangnya uang dari sistem perekonomian," ujarnya. Untuk mengatasinya, ia menerapkan kebijakan counter cyclical tanpa ekspansi fiskal besar-besaran. Salah satu langkah utama adalah mengoptimalkan dana pemerintah yang mengendap di bank sentral, dengan mengembalikan 200 triliun rupiah ke sistem perbankan. "Ini langkah paling gampang, enggak mikir. Cuman pindahin uang dari BI ke perbankan," tambahnya.
Hasilnya, bunga turun karena oversupply uang, mendorong kredit tumbuh dan optimisme masyarakat kembali. Indeks kepercayaan konsumen terhadap pemerintah naik dari level rendah pada September, menghindari risiko demo massal.
Pertanyaan dari audiens seperti Prof. Didin Damanhuri tentang alokasi dana 200 triliun juga dijawab: dana ini disalurkan melalui perbankan tanpa intervensi berlebih, dengan larangan ke konglomerat atau pembelian dolar, untuk menghindari pelemahan rupiah dan memperburuk ketimpangan.
Kebijakan ini diharapkan membalik arah ekonomi, dengan target pertumbuhan di atas 5,5%. Namun, Purbaya menekankan pentingnya manajemen cash flow dan himbauan ke daerah untuk belanja cepat.
Referensi: Sarasehan 100 Ekonom Indonesia: https://www.youtube.com/watch?v=ze6GnCihLa4.
Glosarium:
- Counter Cyclical Policy: Kebijakan ekonomi, terutama fiskal, yang dirancang untuk melawan fluktuasi siklus bisnis, seperti mengurangi pengeluaran dan menaikkan pajak saat boom, atau sebaliknya saat resesi, untuk menstabilkan ekonomi.
- Fiscal Policy: Penggunaan pengeluaran pemerintah dan pajak untuk memengaruhi kondisi ekonomi, seperti mendorong pertumbuhan atau mengendalikan inflasi.
- Multiplier Effect: Fenomena di mana perubahan awal dalam pengeluaran (seperti injeksi dana) menyebabkan peningkatan output ekonomi yang lebih besar melalui efek berantai pada pendapatan dan konsumsi.
- Oversupply: Kelebihan pasokan barang atau jasa dibandingkan permintaan, yang dapat menyebabkan penurunan harga dan surplus di pasar.
- Potential Growth: Tingkat pertumbuhan maksimum yang dapat dicapai suatu ekonomi saat semua sumber daya digunakan secara penuh dan efisien, tanpa menyebabkan inflasi berlebih.
- Private Sector: Bagian ekonomi yang dimiliki dan dioperasikan oleh individu atau perusahaan untuk keuntungan, berbeda dari sektor publik yang dikendalikan pemerintah.
